Kang Gun Woo Junior kecewa terhadap Maestro Kang, Gun Woo mengembalikan tongkat konduktor pemberian maestro Kang

“Terimakasih karena mulai saat ini aku jadi ingin menang dari Anda”, kata Gun Woo.


Gun Woo lalu pergi. maestro Kang termenung sendiri ditinggal Gun Woo, dia lalu terpaksa mengambil tongkat konduktornya kembali.

Gun Woo kembali ke lokasi untuk outdoor konser mereka. Mereka lalu bersiap-siap untuk konser.
ketua panitia dan kritikus juga datang dan sudah siap menilai. Maestro Kang juga datang menonton dari kejauhan.
Konser dimulai pianis kenamaann  Guru Seo pun menempati tempatnya. Kritikus memuji kehadian pianis kenamaan ini di tim Gun Woo. Mereka pun mengira pasti ini karena rekomendasi dari Maestro Kang.

Gun Woo masuk podium, dan memperkenalkan pianis kenamaannya.

Gun Woo membuka konsernya dengan sambutan pendek bahwa dia akan membawakan Tchaikovsky’s no.1 piano concerto. Gun Woo bercerita bahwa pada awalnya Tsaikovsky membawakan lagi ini untuk temannya. Namun temannya mengkrtik keras komposisi yang dia buat dan mengatakan bahwa jika dia tidak mengubahnya dia tidak akan sukses.
Mendengar sambutan GUn Woo, Maestro Kang meresa sambutan itu ditujukan untuk menyindirnya.

Gun Woo lalu bercerita lagi akhirnya Tchaikovsky tetap pada karyanya semula dan ternyata mendapatkan sukses yang tidak disangka-sangka
“Dan saya juga ingin dengan interpretasi saya sendiri, dengan tanganku sendiri, menunjukkan pada Anda semua di sini pertunjukkan yang benar-benar pertunjukkanku sendiri”

Konser dimulai, kritikus dan ketua panitia memuji penampilan orkestra Gun Woo.
“walau secara teknis dan skil masih harus ditingkatkan tapi teknik masih bisa diperbaiki dengan latihan”

“Bukankah dia murid Maestro Kang, tapi mengapa style begitu bertolak belakang ya?”, kata mereka
Maestro Kang tak sengaja mendengar percakapan mereka.

Mereka memuji Gun Woo bahkan Gun Woo terasa lebih baik dari Maestro Kang.
“Kang Mae sagat baik dalam mengerti komposisi tapi dia seperti sulit mengeluarkan emosi dari lagu itu. Sedangkan anak muda ini bisa mengeluarkan ekspresinya dengan mudah seperti sungai yang mengalir”
Kang Mae merasa panas mendengar komentar bahwa Gun Woo lebih baik darinya. Mereka bahkan mengatakan Maestro Kang seperti memelihara macan di rumahnya sendiri.

Tiba-tiba kekacauan datang. Tak jauh dari tempat mereka konser, datanglah para pekerja konstruksi yang akan mendirikan panggung dan tenda di dekatnya.

Keadaan yang heboh dan bising tentunya menganggu konsenstrasi Gun Woo dan para pemusiknya. Penonton pun banyak yang menyingkir karena diusir oleh para pekerja konstruksi. Pekerja itu beralsan bahwa ini perintah walikota. Maestro Kang langsung menelepon walikota, tapi dia tak bisa berbuat banyak. Dia ingat gengsinya tak mau kalah dari Gun Woo.
Para pemusik banyak yang tidak bisa melanjutkan, Bae yong gi bahkan maju, protes dan bertengkar dengan pekerja konstruksi. Gun Woo pun frustasi dan menyerah.

Konser Gun Woo bisa disimpulkan gagal. Diliput media pun tidak. Bahkan hanya ada ulasan kecil drai kritikus yang menggambarkan kegagalan itu karena konduktor mudanya walau bagus tapi tidak pengalaman dalam mengatasi masalah di lapangan. Walikota pun tak mau merekrut mereka karena mereka tidak berhasil dalam konser.

Gun Woo marah frustasi , dia teringat nasehat dan sindiran maestro Kang kepadanya, bahwa dia terlalu egois,sok juga impulsif. Dia melemparkan bola keras2 untuk menghilangkan kekesalannya.

Gun Woo bertambah kesal karena merasa sindiran gurunya iu benar adanya sekarang. Para pemain pun mulai gelisah terutama senior park. mereka sudah pasti kehilangan kesempatan diterima di city orkestra. Mendengar para anggotanya mengeluh Gun Woo sebagai pimpinan/kondukor menjadi minder dan merasa bersalah.

Tak disangka Gun Woo mendapat telepon dari suatu perusahaan. perusahaan itu mengatakan mau memberi kesempatan dan menjadi sponsor untuk mouse orkestra pimpinan Gun Woo. Gun Woo sedikit tak percaya. Mereka hanya dipersyaratkan ikut audisi dulu.
Gun Woo membicarakan ini pada teman-temannya. Teman2nya menyarankan Gun Woo mencobanya. Tapi karena kegagalannya baru-baru ini, Gun Woo masih merasa minder.

Du Ru Mi dan senior park memberi dukungan kepada Gun Woo. Mereka berkata di antara meraka tidak ada yang bisa menjadi konduktor kecuali Gun Woo. Gun Woo mulai tersenyum lagi.

Di rumah Gun Woo belum bisa berbaikan dengan maestro Kang. Maestro Kang juga masih terpukul pada Gun Woo karena orang menilainya Gun Woo lebih baik darinya.
Gun Woo bicara dengan maestro Kang. Maestro Kang menawari Gun Woo mencarikan job di tempat lain.
“AKu telah bicara pada gubernur untuk membuat orkestra lain yang lebih kecil yang bisa tour sampai ke kota-koa kecil dan memperkenalkan musik di sana”
Tapi Gun Woo berkata sebenarnya dia dan teman-teman sudah punya rencana lain dia berkata ada perusahaan yang mau jadi sponsor.
“Jadi kau memilih menerima tawaran orang lain dari pada tawaranku!”, maestro Kang tersinggung
Maesrtro Kang minta sebaiknya Gun Woo bicara blak-blakan saja dengannya tak usah berpura-pura lagi.

Gun Woo akhirnya mengaku

“Aku selama ini merasa frustasi jadi muridmu! Walau kau punya keahlian dan pengalaman yang hebat tapi gayaku bertolak belakang denganmu.”
Maestro Kang lalu memotongnya
“merasa langkahmu dihentikan?! merasa sayapmu aku tahun?!”
“Bukan begitu, Guru”, Gun Woo jadi merasa tidak enak
Maestro Kang juga menyarankan sebaiknya Gun Woo tidak menjadi muridnya lagi karena mereka bertolak belakang.
Gun Woo merasa tidak enak dan mengira maestro Kang marah padanya
“Tidak. ini mungkin jalan yang harus kita tempuh, kita tidak cocok menjadi guru dan murid”, kata Maestro Kang

Du rumi selain berlatih, dia kembali kuliah di universitasnya dulu. kini dia mengambil kuliah komposisi.

Dia ingin belajar menulis komposisi karena jika pendengarannya memburuk sulit bagi dia untuk bermain biola lagi.

Gun Woo dan teman-temannya berlatih komposisi baru Pavane. Komposisi ini mensyaratkan solo flute yang dilakukan oleh Yi Deun. Gun Woo merasa kurang sreg dengan komposisi aslinya, dia ingin mengaransir ulang lagu itu. Du Rumi menawarkannya bantuan.

Saat latihan untuk kuliahnya Du Rumi melatih mengaransir kembali Pavane. Gun Woo mencobanya dan mempercepat tempo lagunya. Dia dan Du Rumi merasa lebih cocok dan puas dengan aransemen  yang baru ini. Du rumi memberi kode victory pada Gun Woo.

Istri SEnior Park menemui Maestro Kang. Tadinya dia ingin melobi agar suaminya bisa bekerja lagi ci ciy orkestra karena sebentar lagi mereka pun akan mempunyai bayi lagi. Namu tiba-tiba istrinya merasakan mulas ingin melahirkan. WAlau sebenarnya perkiraannya masih beberapa hari lagi. Maestro Kang tampak bingung. Bora, anak senior Park menangis melihat ibunya kesakitan.

Maestro Kang dengan panik meminta nomor telepon suaminya.

Senior Park sedang ke tempat latihan mouse orkestra. Dia sedang ribut dengan bae yong gi dan malah mematikan teleponnya. Maestro Kang lalu memberitahu lewat Du Rumi

Senior Park langsung menyusul istrinya ke rumah sakit. Anaknya sudah lahir, mereka lalu menengok ke ruangan bayi
Tak lama kemudian teman-teman dari Mouse Orkestra juga datang menjenguk mereka dan sama-sama melihat bayi. Senior Park akhirnya diterima lagi bekerja di city orchestra

Maestro Kang melihat Du Rumi di rumah sakit. Dia memangil Du Rumi dari belakang. Durumi idak meliha mastro Kang dan idak mendengar panggilannya.
“Du Rumi!”, ulang maestro Kang lebih keras. Maestro Kang curiga karena Du Rumi tidak menoleh. Dia menghampiri dan menarik bahunya. Begitu Durumi melihat maestro Kang , dia langsung memasang hearing aid nya.
Maestro Kang kaget,

“Apa itu alat bantu dengar?!”
dia baru tahu Du Rumi ternyata mulai kehilangan pendengarannya.

Mereka lalu bicara berdua. Du Rumi menjelaskan dia sekarang ikut kuliah komposisi. Maestro Kang khawatir dan cemas.
“Apa kamu ini beethoven ?!”
Maestro Kang merasa Rumi begitu keras kepala tak mau menyerah dari musik.

Hari audisi tiba, sebelum pergi Gun Woo berpamitan pada Maestro Kang. Namun Maestro Kang masih tidak mau bertemu. Gun Woo pamitan dari belakang pintu
Gun Woo dan teman-teman mouse orkestranya menuju tempat audisi. Audisi bertempa di gedung pertunjukkan. Audisi ini dinilai oleh para juri. Bukan hanya mereka yang melakukan audisi, kelompok lain pun ada. Mereka heran bebeapa orang yang iku audisi keluar dari tempa audisi dalam keadaan menangis frustasi. Memang ada pa ya dengan jurinya?
Akhirnya Gun Woo dkkberusaha memantapkan hati dan menereiakkan yel yel kelompok mereka. Lalu dengan mantap memasuki ruangan.

Seperti biasa konduktor Gun Woo masuk paling terakhir. Dia lalu menghadap juri dan memberi hormat pada mereka. Gun Woo melihat seorang konsdukor kenamaan , kritikus musik dan yang terakhir Gun Woo kaget keika melihatnya.

Ternyata gurunya, maestro Kang , ikut sebagai juri..

 

Episode 1 , Episode 2 , Episode 3 , Episode 4 , Episode 5 , Episode 6 , Episode 7 , Episode 8 , Episode 9 , Episode 10, Episode 11, Episode 12, Episode 13 , Episode 14, Episode 15, Episode 16 , Episode 17, Episode 18